Monday, September 14, 2009

Warren Buffett 2

Tulisan kali ini akan berisi petuah investasi bijak dari Kakek Waren Buffet yang saya dapat dari rekan di milis investasi.. Menarik, bisa jadi salah satu pilihan dalam berinvestasi.. seperti kata pepatah, “jangan taruh telur Anda dalam satu keranjang”.. Bisa jadi petuah Kakek Waren ini menjadi keranjang investasi yang lain.. Semoga..

1. PILIHLAH KESEDERHANAAN BUKAN KOMPLEKSITAS

Banyak orang percaya bahwa berinvestasi di pasar modal itu rumit, misterius dan penuh resiko, sehingga hanya mereka yang berpengetahuan dan berpendidikan tinggilah yang mampu melakukannya. Seringkali mereka jadi tergantung pada rumus-rumus matematika rumit, program computer yang canggih, grafik dan analisa teknikal yang sulit. Warren Buffet telah menunjukkan bahwa semua hal itu hanyalah mitos.

Prinsipnya dalam memilih suatu saham amat sederhana, yaitu pilihlah saham dari perusahaan yang bisnisnya solid, mudah dipahami, telah bertahan lama dan terbukti menguntungkan. Ia tidak pernah berinvestasi pada bisnis yang tidak ia pahami. Misalnya perusahaan dotcom atau hitech, akan dihindarinya. Prinsipnya adalah cari perusahaan yang bagus fundamentalnya, dikelola oleh tim yang solid dan jujur, serta harga sahamnya dibawah harga seharusnya.

2. PUTUSKAN SENDIRI INVESTASI ANDA

Waren yakin bahwa tiap orang bisa sukses berinvestasi tanpa bantuan pialang, pakar pasar modal dsb. Alasannya, investor atau pakar professional ingin menumbuhkan anggapan bahwa berinvestasi di pasar modal terlalu rumit bagi kebanyakan orang, karena ini berarti bagus bagi bisnis mereka. Berapa banyak kita dengar bahwa seseorang yang mempercayakan uang pensiun atau tabungannya yang menyusut banyak, gara-gara dipercayakan kepada pialang atau manajer investasi yang bertransaksi sebanyak-banyaknya pada saham yang salah untuk mengejar komisi?

Cuma diperlukan sedikit pengetahuan akuntansi dan pasar keuangan untuk bisa menemukan saham yang dalam istilah Buffett ” mencari selembar uang Dollar yang dijual seharga 40 sen “. Hal ini berarti tiap orang perlu fokus pada investasi nilai, tanpa harus tergantung pada orang lain. Mulailah dengan banyak membaca jurnal dan laporan keuangan dalam majalah atua surat kabar.

3. PERTAHANKAN TEMPERAMEN YANG TEPAT

Apa yang akan Anda lakukan ketika perusahaan yang saamnya Anda pegang sedang dalam masa yang buruk ? Akibat perubahan peraturan pemerintah misalnya. Coba lihat saham TLKM (PT Telkom, Tbk) atau ISAT (Indosat) yang dapat mewakili situasi ini.

Dikoran-koran tertulis rekomendasi “jual” atau hindari dulu saham ini.

Reaksi dan respon Anda terhadap perkembangan-perkembangan ini memainkan peranan yang sangat besar dalam menentukan kesuksesan investasi Anda.

Investor yang bijak akan tetap tenang dalam menghadapi peristiwa-peristiwa negative.

Buffett sama sekali tidak menjual saham Washington Post yang dia miliki, ketika masa resesi Amerika tahun 1960, melewati masa perang, sampai akhirnya sekarang saham Wasington Post telah naik harga beribu-ribu persen dari harga semula.

Sarannya di sini adalah beli dan pertahankan saham –saham dari perusahaan yang hebat, dan pertahankanlah bertahun-tahun. Tutup mata telinga dari berita, rumor dan analisa negative tentang saham ini.

4. BERSABARLAH

Berpikirlah untuk 10 tahun mendatang dan bukan untuk 10 menit ke depan. Saran Buffett, jika Anda tidak siap memegang suatu saham untuk satu decade, lebih baik jangan pernah membeli saham tersebut. Bayangkanlah seolah-olah Anda membeli saham, dan keesokan harinya bursa akan tutup selama lima tahun.

Perlu diingat bahwa beberapa pasar benar-benar bermusuhan dengan orang yang suka keluar masuk, dan cukup ramah terhadap mereka yang membeli dan mempertahankan. Hal ini dikarenakan keluar masuk, selain akan meningkatkan biaya transaksi seperti broker fee dan VAT, juga mereka seringkali kehilangan moment ketika harga saham naik secara besar-besaran, akibat “peluru” nya “ “nyangkut” karena sudah keburu dibelikan saham lain dan nilainya makin lama makin kecil karena kebanyakan Cut Loss.

9. TERAPKAN KETIDAKAKTIFAN BUKAN HYPERAKTIVITAS

Energi yang dikeluarkan bursa saham betul-betul luar biasa. Di IHSG, 3 – 7 triliun Rupiah berputar setiap hari.

Apalagi dalam keadaan extreme bullish (kecenderungan bergerak naik) atau bearish (kecenderungan bergerak turun). Dimana suasana yang hingar bingar ini amat menulari para pemain saham. Banyak dari lembaga keuangan dan reksadana yang betindak tanpa kontrol, mengubah portofolio mereka setiap hari.

Jika para Manager Investasi yang notabene melek dunia saham dan paham berbagai analisa fundamental dan teknikal saja bisa ikut tertular virus trading saham , apalagi kita yang awam ?

Buffett menyatakan, “ ketidakaktifan adalah perilaku yang cerdas” . Sebab, menurutnya, investor sejati dapat menghasilkan uang, walaupun ia sedang tidur.

Hal ini dibuktikannya dengan tetap memegang saham Coca Cola sejak tahun 1994, American Express sejak tahun 1998, dan Washington Post sejak tahun 1973, TANPA DITRADINGKAN LAGI. Benar-benar suatu pola yang tidak disukai para trader.

Ia mempunyai alasan bahwa trading terlalu sering bisa merugikan akibat sulitnya mengontrol diri, juga timbulnya biaya-biaya trading yang tidak kita sadari, seperti fee beli, fee jual, pajak, dsb.. dsb, yang ujung-ujungnya mengurangi keuntungan kita.

10. JANGAN MELIHAT TICKER

Saya pribadi selalu melakukan “sarapan “ dengan memantau harga terakhir bursa –bursa regional, sebelum jam bursa mulai. Ketika jam perdagangan dimulai , tiap 5 – 10 menit, pasti mata melihat ke computer memantau pergerakan harga saham andalan saya. (Ini menurut sumber yang menulis tulisan ini, bukan Wibi sebagai pengutip).

Apakah hal ini juga dilakukan oleh Waren selaku investor kelas paus? Jawabnya adalah TIDAK. Jadi bagaimana cara dia memantau pergerakan harga sahamnya? IA TIDAK PERNAH MELAKUKANNYA. Komputernya lebih banyak digunakan untuk main Bridge daripada memantau harga saham.

Menurutnya, kita tidak perlu menggubris pegerakan harga saham untuk jangka pendek jika kita telah memilih perusahaan yang tepat.

Jika kita telah memiliki saham dalam bisnis yang hebat, jangka pendek tidak terlalu penting.

Bagaiamana seandainya harga sahamnya yang tidak pernah dipantau, tiba-tiba terjun bebas akibat bursa crash diterjang badai resesi? Gampang. Itulah saat yang tepat untuk nambah lagi porsi sahamnya, karena harganya jadi lebih murah.

Menurutnya, daripada waktu Anda dihabiskan memelototi pergerakan harga saham yang bikin jantung ber”aerobic “, lebih baik fokus memantau kinerja bisnis perusahaan tersebut, yang meliputi manajemen, arus kas, pendapatan dll.

Warren Buffett tidak pernah tahu berapa harga jual saham Berkshire Hathaway perusahaannya sekarang atau berapa harga jualnya besok. Ia hanya peduli pada harga jual satu decade kedepan yang akan menggambarkan nilai sejati perusahaannya.

11. LIHATLAH PENURUNAN HARGA SEBAGAI PELUANG MEMBELI

Tahukah Anda bahwa keadaan resesi seperti sekarang ini di Amerika juga pernah terjadi di masa lalu, yaitu tahun 2004, dimana Dow Jones jatuh hampir 150 point.

Waktu itu laporan mengenai lapangan kerja, amat mengecewakan, harga minyak dunia terus membumbung, sehingga yang tejadi adalah, investor berlomba mengobral sahamnya.

Justru saat inilah Buffett melihat peluang untuk membeli saham-saham perusahaan bagus dengan harga murah. Ingat, walaupun fundamental saham tersebut bagus, namun energi bullish atau bearish itu sangat menular, sehingga tanpa mengerti keadaan sesungguhnya, tiap orang panik dan berlomba jualan saham.

Saham Wahington Post, Geico dan Wells Fargo Bank adalah contoh bagaimana si tua Buffet menyambar kesempatan itu. Pada tahun 1973, saham Washington Post turun hingga $6 per lembar, Buffet menambar kesempatan itu dengan membenamkan uang senilai $10,6 juta ( uang segini tahun 1973 bisa buat beli 1 propinsi kali ? ). Sekarang, lebih dari 30 tahun kemudian, harganya telah menjadi $900 perlembar, belum lagi kalau ada stock split, maka jumlah saham si Buffett pasti berlipat ganda.

Ingat kata Buffett, “Takutlah ketika orang lain rakus, dan rakuslah ketika orang lain takut “.

12. JANGAN MEMUKUL SETIAP LEMPARAN BOLA YANG DATANG

Menurut mereka yang mengklaim diri mereka ahli dalam pasar saham, untuk menjadi investor yang sukses, berarti membuat banyak keputusan dalam berinvestasi. Buffett tidak setuju dengan pendapat ini. Katanya, walaupun hanya satu kali dalam setahun, membuat keputusan investasi yan bagus itu sudah cukup.

Ia menganalogikan seperti bermain baseball, dimana untuk tiga kali kesempatan memukul bola, pukullah bola sekuat tenaga, jika memang momentum dan arahnya tepat, yang dalam istilahnya disebut sweet spot.

Buffett hanya memandang setiap bola-bola yang terlempar, namun hanya memukul pada bola yang menuju sweet spot.

Sweet spot disini adalah bisnis yang hebat dengan masa depan yang juga hebat, dijalankan oleh manajemen yang kompeten, serta dijual dengan harga yang bagus.

Dan untuk mendapatkan sweet spot ini, buffet akan menunggu walaupun bertahun-tahun sebelum melakukan investasi. Ketika ada saham yang masuk kriterianya, ia akan mengayunkan pemukulnya, dan ia akan melakukannya dengan sekuat tenaga, ia investasikan banyak uang disini, dan hasilnya….Grand Slam!

Sekedar catatan, saya masih ingat pada tanggal 22 Januari 2008, dimana saham BUMI dijual obral dengan harga Rp. 4.200 per lembarnya, UNTR Rp. 10.850 perlembar, sekarang,dalam waktu 1 bulan, coba Anda cek harganya? Tadi itulah Sweet Spot.

No comments:

Post a Comment